Konsultasi
Klinik Utama Gracia

Bahaya Bartholinitis


Bahaya Yang Harus Diperhatikan Dari Bartholinitis

Bahaya atau komplikasi utama kista bartholin adalah ketika cairan yang terakumulasi didalam kelenjar terinfeksi dan kemungkinan menumpuk dan mengarah pada kondisi yang disebut abses. Benjolan yang sebelumnya membengkak menjadi terasa nyeri dan terasa hangat. Ketidaknyamanan menjadi lebih buruk daripada sebelumnya. 

Jika mengkonsulatasikan dengan dokter secara tepat, tahap akut bisa cepat disembuhkan. Dalam bartholinitis kronis kemungkinan perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat kista. Pada stadium lanjut kelenjar tersebut harus diangkat. Bartholinitis dapat disebabkan oleh berbagai bakteri termasuk yang terjadi secara alami didalam atau diluar tubuh.

Termasuk Eschericia Coli (E. Coli) di usus dan Staphylococcus Aureus (pada kulit di hidung) dan lain-lain. Terkadang bakteri patogen adalah penyebab bartholinitis seperti patogen tertentu penyakit menular seksual (PMS) yaitu klamidia dan gonococcal (Neisseria Gonorrhoeae). Dalam kebanyakan kasus bartholinitis berkembang atas dasar kista bartholin.

Kelenjar bartholin yang terkena membengkak oleh sekresi kelenjar, akan tetapi awalnya tidak meradang. Dalam sekresi yang padat bakteri dapat berkembang biak dengan baik yang kemudian menyebabkan peradangan. Bartholinitis berkembang secara langsung oleh infeksi bakteri patogen yang menembus dari vestibulum vagina ke dalam saluran kelenjar bartholin.

Bahaya Bartholinitis

Faktor Risiko Yang Terjadi Pada Bartholin

Bartholinitis ditandai dengan perkembangan proses inflamasi di kelenjar bartholin. Pada tahap pertama penyakit ini ada berbagai potensi saluran ekskretoris kelenjar sebagai akibat secara bertahap yang tersumbat, aliran keluar sekresi berhenti dan sekresi berakumulasi langsung di kelenjar. Ketika lendir terakumulasi, ketebalan labia mulai terasa. Pembuluh yang tersumbat menjadi tempat yang ideal untuk perkembangan infeksi, bentuk-bentuknya sebagai berikut:

  • Bartholinitis akut.
  • Bartholinitis kronis.
  • Abses palsu (primer atau sekunder ketika kista yang terbentuk sebelumnya meradang).
  • Abses yang sebenarnya.

Masing-masing varietas atau tahapan penyakit memiliki gejala sendiri, cirinya khas dan memerlukan penanganan khusus. Ada berbagai faktor risiko dari bartholinitis, diantaranya adalah:

  • Biasanya terjadi pada wanita yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
  • Untuk beberapa wanita, faktor risiko untuk abses bartholin adalah risiko infeksi menular seksual (IMS) jika infeksinya disebabkan misalnya gonore (kencing nanah).

Adapun Komplikasi Dari Bartholinitis Saat Kehamilan

Jika mengalami adanya bartholinitis maka harus segera mencari pengobatan dan jangan pernah menunda-nunda perawatan. 22 minggu kehamilan, janin dapat terinfeksi dan kemudian berisiko tinggi keguguran. Jika penyakit ini sebagai induk di awal kelahiran, maka dalam minggu-minggu terakhir ada risiko tinggi kelahiran prematur.

Tidak ada cara khusus untuk mencegah bartholinitis. Dokter menekankan pentingnya menjaga kebiasaan kebersihan yang baik di area tersebut. Disamping tindakan pencegahan ekstrim dalam hubungan seksual, menggunakan perlindungan dan melakukan pemeriksaan secara rutin untuk mendiagnosis infeksi menular seksual (IMS).

Bartholinitis dipicu oleh infeksi kelenjar bartholin yang terletak di kedua sisi lubang vagina. Dua kelenjar simetris yang terhubung ke vagina melalui saluran antara selaput dara dan labia minora. Kelenjar mengeluarkan lendir yang jelas dan transparan yang berfungsi sebagai pelumas. Penyakit ini bisa sangat membingungkan dengan abses bartholin yang merupakan akumulasi disalah satu kelenjar.

Cara yang paling tepat untuk membedakan kedua kasus adalah memperhitungkan permasalahan kelenjar yang membesar. Karena ada tanda-tanda inflamasi disekitar kelenjar dengan demam  dan rasa sakit lokal. Dan mencari penanganan khusus dengan mengkonsultasikan langsung dengan dokter. Anda bisa menghubungi Klinik Apollo di nomor 0812-8580-4316 dan lakukan konsultasi online gratis dibawah ini.

Disclaimer: Hasil dapat berbeda pada masing-masing individu



Artikel Terkait

Klinik Apollo