Konsultasi
Klinik Utama Gracia

Gejala Phimosis


Apa itu Gejala Phimosis?

Gejala phimosis biasanya tidak ditunjukkan dengan rasa nyeri atau tanda lainnya. Namun, jika penyakit sudah berada pada tahap serius, gejala yang muncul dapat berupa kulit kelamin berwarna kemerahan, terjadi pembengkakan dan rasa nyeri ketika buang air kecil. Anak yang menderita fimosis akan mengalami demam, sedangkan orang dewasa akan merasakan ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.

Pada anak, fimosis dapat diketahui jika kulit kulup tidak dapat ditarik sehingga kepala kelamin tidak terlihat. Jika ingin buang air kecil, urin akan tertahan di kulit dan baru keluat setelah tekanan urin dari dalam sudah tinggi. Urin juga dapat tersisa di balik kulit kelamin dan memicu terjadinya infeksi akibat pertumbuhan bakteri yang mengendap.

Tanda dan Gejala Penyakit Phimosis

Gejala penyakit fimosis berbeda sesuai dengan usia penderitanya. Namun, biasaya gejala yang dirasakan tidak jauh berbeda, seperti sakit saat buang air kecil. Perbedaan gejala fimosis pada anak dan orang dewasa, yaitu:

  • Bayi atau Anak-Anak

Gejala yang dialami bayi laki-laki biasanya ditandai dengan rewel, demam tinggi, dan kesulitan ketika buang air kecil. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari pemakaian bedak pada daerah kelamin. Penggunaan bedak hanya akan menyebabkan penyumbatan pada kulup kelamin dan meninggalkan sisa bedak sehingga menimbulkan infeksi.

Gejala Phimosis

  • Orang Dewasa

Orang dewasa yang belum melakukan sunat diharuskan untuk selalu membersihkan kelamin seusai buang air kecil. Organ kelamin yang tidak dijaga kebersihannya akan menjadi tempat bagi bakteri, virus, jamur, dan parasit untuk berkembang biak.

Gejala fimosis pada orang dewasa yang sudah parah dapat berupa kemerahan pada kelamin, bengkak, dan nyeri saat berhubungan seksual. Cara terbaik untuk menghindari risiko yang lebih berbahaya adalah dengan melakukan sunat.

Gejala Phimosis

Meskipun fimosis tidak menimbulkan gejala nyeri, namun tetap mengganggu proses buang air kecil dan saat melakukan hubungan seksual. Biasanya, dokter akan mendiagnosis penyakit fimosis dengan menanyakan tanda dan gejala yang dialami oleh penderita. Gejala fimosis berbeda-beda setiap orangnya, sehingga perlu dilakukan penanganan medis yang sesuai.

Penanganan untuk penyakit ini tidak memerlukan terapi khusus, namun Anda dapat menggunakan beberapa obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri. Dokter biasanya akan memberikan penanganan berupa:

  • Memberikan Krim Kortikosteroid

Krim ini digunakan untuk membantu mengendurkan kulit kelamin. Cara pemakaian obat ini adalah dengan mengoleskan krim pada ujung kulit di kepala kelamin sebanyak 3 kali dalam sehari. Lakukan perawatan ini selama 1 bulan agar penanganan dapat berjalan dengan optimal.

Chat

  • Lakukan Sunat

Pilihan terbaik untuk menyembuhkan penyakit fimosis adalah dengan melakukan sunat. Namun, sebelum sunat Anda diharuskan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait operasi yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui metode apa yang akan digunakan, apa saja risiko yang bisa terjadi, dan kapan waktu yang tepat untuk memulai sunat.

Perawatan yang dibutuhkan bagi penderita fimosis adalah menjaga kebersihan organ kelamin dan pengobatan terhadap infeksi secepatnya. Untuk itu, periksakan diri Anda secepatnya dengan dokter spesialis kelamin.

Segera Konsultasikan dengan Klinik Apollo

Penanganan terbaik untuk penyakit phimosis adalah melakukan pemeriksaan dengan dokter Kami di Klinik Apollo. Klinik Apollo merupakan salah satu klinik terbaik yang berada di Jakarta. Klinik kesehatan ini sudah terpecaya dalam menyembuhkan berbagai penyakit kelamin.

Dilengkapi dengan peralatan canggih dan modern membuat klinik ini dipercaya dan menjadi andalan untuk menyembuhkan segala penyakit terkait dengan Ginekologi, Andrologi, dan Penyakit Kelamin. Anda dapat langsung menghubungi hotline Kami di nomor 0812-8580-4316 dan melakukan perawatan lebih spesifik dengan Klinik Apollo.

Membiarkan penyakit terus menerus ada di dalam tubuh hanya akan membuat kesehatan Anda semakin memburuk. Untuk itu, segera hubungi Klinik Apollo untuk penanganan lebih lanjut.

Disclaimer: Hasil dapat berbeda pada masing-masing individu



Artikel Terkait

Klinik Apollo