Konsultasi
Klinik Utama Gracia

Penyebab Vaginitis


Apa penyebab vaginitis?

Vaginitis merupakan suatu gangguan atau penyakit yang ditandai dengan rasa gatal dan terbalar pada vagina, dan disertai dengan sekret vagina dengan warna atau bau yang tidak normal dikarenakan adanya peradangan pada vagina.

Pada umumnya, vaginitis dialami oleh wanita dewasa dan jarang terjadi pada perempuan yang belum memasuki usia pubertas, atau belum menstruasi. Presentasi kejadian setiap tipe adalah 40-50% vaginosis bakterial, 20-25% vaginitis jamur, dan 15-20% vaginitis trikomoniasis. Wanita yang sering terkena penyakit ini adalah wanita yang telah aktif secara seksual.

Terdapat 7 tipe yang berbeda-beda dari vaginitis berdasarkan penyebabnya :

  • Vaginosis bakterialis, terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri normal di dalam vagina. Biasanya disebabkan oleh merokok, penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, dan penggunaan semprotan pembersih vagina.
  • Vaginitis atropikans, gangguan ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen wanita setelah menopouse yang membuat lapisan vagina menjadi tipis dan kering, sehingga rentan terhadap iritasi.
  • Vaginitis non-infeksiosa, gangguan ini ditandai dengan peradangan vagina yang terjadi akibat iritasi bahan kimia, atau alergi terhadap produk-produk seperti kondom lateks
  • Vaginitis klamidia, vaginitis ini disebabkan oleh infeksi bakteri penyakit menular seksual yang dalam istilah medis disebut Chlamydia Trachomatis. Pengidap vaginitis jenis ini biasanya tidak menunjukkan gejala apapun. Namun pada kasus yang jarang terjadi biasanya wanita akan menemukan sekret putih pada vagina yang berbau menyengat.???????
  • Vaginitis trikomoniasis, penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vagibalis yang umumnya ditularkan secara seksual. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya keputihan berwarna kuning kehijauan.
  • Vaginitis virus, penyakit ini adalah tipe vaginitis yang paling umum, disebabkan oleh herpes simplex virus dan human papiloma virus (HPV). Virus yang menyebabkan penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi.
  • Vaginitis jamur, disebabkan oleh jamur candica albicans. Pengidap vaginitis tipe ini biasanya menemukan gejala keputihan vagina yang berwarna putih dan bertekstur tebal seperti keju.

Penyebab Vaginitis

Apa saja gejala vaginitis?

Gejala vaginitis yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina. Seperti Misalnya jika jumlahnya sangat banyak, menimbulkan bau yang sangat menyengat, keputihan yang disertai rasa gatal dan nyeri pada area kewanitaan, keputihan berwarna putih susu, kekuningan, abu, kehijauan atau disertai dengan keluarnya bercak darah.

Apabila cairan yang keluar dari vagina normal, penanganan dengan cara membilas dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Namun cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan apa penyebabnya.

Bagaimana diagnosa vaginitis?

Diagnosa vaginitis dilihat dari pemeriksaan tanda-tanda pada vagina dan riwayat medis pasien. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan pelvis berupa pengambilan sampel cairan vagina untuk diperiksa di laboratorium guna mengidentifikasi organisme yang menyebabkan infeksi.

Chat

Segera konsultasikan pada Klinik Apollo

Klinik Apollo merupakan klinik khusus kesehatan organ genital yang menangani keluhan pasien mengenai penyakit menular seksual (PMS), andrologi, ginekologi, disfungsi seksual, serta keluhan genital lainnya.

Klinik Apollo menggunakan metode yang modern dan canggih pada setiap penanganan yang dilakukan. Sehingga untuk pengobatan di klinik kami tidak hanya mengobati keluhan secara fisik atau yang terlihat, tetapi juga terfokus dengan rinci pada pengobatan berdasarkan penyebab penyakit.

Keluhan yang sudah berlangsung pada tahap lebih serius tentu akan membutuhkan waktu pengobatan dan juga pemulihan yang lebih lama jika dibandingkan dengan keluhan yang telah diketahui pada tahap awal. Segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi di Klinik Apollo atau hubungi 0812-8580-4316 untuk berkonsultasi dengan dokter maupun tenaga medis ahli kami

Disclaimer: Hasil dapat berbeda pada masing-masing individu



Artikel Terkait

Klinik Apollo